Postingan

Gambar
Gambar
Batu Pinawetengan menurut Cerita Rakyat. Ceritera rakyat mengenai adanya batu Pinawetengan di temukan penulis J.G.F Riedel dari cerita rakyat tombulu yang di cetak dalam bentuk buku berjudul "AASAREN TUAH PUHUHNA NE MAHASA" terbit di tahun 1870 dalam bahasa Tombulu. Lokasi tempat batu Pinawetengan pada mulanya hanya disebut tempat berkumpulnya penduduk Minahasa yang terletak di tengah-tengah Tanah Minahasa. Kemudian disebut tempat Pahawetengan Posan, pembahagian tatacara beribadat agama suku. Lokasinya disebuah tempat yang bernama bukit AWOHAN (AWOAN) di Tompaso. Istilah Watu Pinawetengan pada waktu itu belum ada, karena batu suci tempat upacara PAHAWETENGAN POSAN belum ditemukan karena sudah tertimbun dan masuk ke dalam tanah. Kemudian di tahun 1888 pada bulan Juni J.Alb.T. Schwarz seorang pendeta di Sonder membiayai penggalian batu Suci orang Minahasa tersebut, dan bulan Juli 1888 batu itu di temukan lalu lahirlah istilah "Watu Pinawetengan". Usia gambar-gamba
Kain Pinabetengan saat ini dibuat dalam 15 jenis dan warna seperti : hitam, merah, coklat, hijau, ungu, biru dan kombinasi lainnya. Corak atau gambar dikain Pinabetengan adalah bunga matahri yang menjadi icon Desa Pinabetengan. Bunga matahari sangat besar manfaatnya. Bunganya sangat indah dengan koleksi berbagai warna, bijinya dapat dibuat kwaci, makanan, minyak bunga matahri, dan pakan kuda pacu. Corak kain Pinabetengan lainnya sedang dalam proses, seperti corak manguni, Kuba Watu Pinawetengan dan kombinasi lainnya. 100% POLYESTER
Ide pembuatan kain Pinabetengan muncul sebagai bagian dari rencana membangun Desa Pinabetengan di kabupaten Minahasa sebagai desa seni Budaya. Kehadiran kain ini diharapkan dapat memperkaya koleksi seni kain di Sulawesi Utara dan sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat. Corak Kain Pinabetengan diambil dari guratan gambar yang ada di watu pinawetengan yang ditemukan dan digali pada akhir Juni 1888 oleh penduduk desa Kanonang. Saat ditemukan, guratan gambar tersebut berusia sekitar 1200 tahun atau tepatnya pada abad ke-7. Kemudian pada tanggal 7 Juli 1888 penduduk Desa Kanonang melakukan Upacara adat pertama dibatu Pinabetengan secara resmi.